Cinta dari Masa Depan

Bagaimana Dengan Orang Yang Kamu Katakan Sebelumnya? 



Bagaimana Dengan Orang Yang Kamu Katakan Sebelumnya? 

0"Yangyang~" Mu Siyin langsung menyapanya dengan hangat.     

"Yinyin, kamu ada di mana?"      

"Aku… dirumah." Mu Siyin sengaja berbohong agar Ji Yang tidak selalu mengatakan dirinya terus bersama dengan Shi Beiyu.      

"Oh, aku ingin memberitahumu, hari ini aku bekerja di departemen pengarsipan, dan aku sudah melakukan pencarian. Sepertinya kantor kami tidak menangani kasus kakakmu."      

Mu Siyin mengerutkan kening, "Tidak ada?"      

"Ya, aku sudah mencarinya dengan teliti tapi aku tidak menemukan apa-apa."      

"Ta-tapi bukankah kecelakaan kakakku masuk dalam ranah kantor kalian?"      

Ji Yang juga sangat bingung, "Aku juga berpikir seperti itu, tapi aku sudah benar-benar mencarinya dan tidak menemukan apapun. Atau bisa dibilang, catatan kasusnya disimpan di kantor pengarsipan yang lain. Tunggu sampai aku bekerja di sini sedikit lebih lama lagi, aku akan bertanya pada rekanku yang sudah lama di sini, apa mereka mengetahui hal ini atau tidak."      

Hati Mu Siyin menjadi berat mendengar itu, "Baiklah, maaf merepotkanmu, Yangyang."      

"Kenapa kamu sungkan padaku? Aku hanya ingin memberitahumu, jangan terlalu khawatir. Peristiwa itu sudah lama terjadi, pasti akan ada kebenarannya."      

"Ya, aku mengerti. Apa hari ini kamu lembur?"      

"Ya, ketua memintaku untuk menggantikannya sementara. Meskipun begitu, pekerjaan ini tidak gratis."      

"Um, bagaimana kalau kita makan siang bersama dan sorenya kita keluar untuk jalan-jalan."     

Ji Yang tentu saja tidak akan menolak dan segera menganggukkan kepala, "Baiklah."      

***     

Shi Beiyu pergi menemui Shi Ran.      

Shi Ran segera masuk ke dalam mobil dan menatap Shi Beiyu dengan wajah yang bingung, "Kak, bisakah kamu memberitahuku, kenapa kamu tiba-tiba mencari orang yang bisa berkomunikasi dengan arwah? Apa yang terjadi padamu?"      

Shi Beiyu terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan, "Hm."      

Saat ini Shi Ran sangat cemas dia menatap mata kakaknya dengan tidak percaya, "Kak, kamu…. apa yang terjadi padamu?"      

"Jika aku mengatakannya padamu, apakah kamu bisa membantuku menyelesaikannya?"      

Shi Ran menggelengkan kepala.      

"Bagaimana dengan orang yang kamu katakan sebelumnya?"      

Mendengar perkataan Shi Beiyu, Shi Ran segera menjawab,      

"Aku dengar Hu Banxia adalah orang yang benar-benar berbakat, pernah ada orang yang memintanya untuk menyelesaikan hal semacam itu. Meskipun dia punya sikap yang tidak baik, tapi sepanjang hari dia selalu menjaga kuil bumi di barat kota. Tidak semua orang bisa mengundangnya, jadi itulah mengapa aku mengajakmu ke sana."      

Shi Beiyu sedikit mengernyit dan akhirnya mengangguk, "Hm."      

Setelah satu setengah jam berkendara, akhirnya mereka sampai di sebuah desa kecil di barat kota. Tidak jauh dari pintu masuk desa itu ada sebuah kuil bumi yang tadi disebutkan oleh Shi Ran.      

Kuil bumi itu tampak sedikit kuno dan kecil, sama seperti yang dikatakan Shi Ran. Jika mengukur halaman depannya dari luar, mungkin hanya seluas 100 meter persegi.      

Shi Beiyu turun dari mobil lalu masuk ke kuil itu bersama Shi Ran. Mereka bisa mencium bau dupa ketika sampai di depan pintu masuk. Di dalam terdapat pembakar dupa berongga setinggi orang dewasa. Aroma dupa itu menyebar hingga tercium sampai halaman depan.      

Shi Beiyu berdiri di tempatnya dan memperhatikan sekeliling, kemudian dia melihat seorang pria tua dengan rambut panjang warna putih yang disanggul menggunakan sebuah ranting pohon, dia mengenakan pakaian berwarna abu-abu dan sedang bermain catur sendirian. Shi Beiyu tidak melihat keistimewaan dari pria itu selain ranting di rambutnya yang mencolok.      

Sepertinya tidak ada orang lain di halaman itu selain pria tua tersebut, "Pria tua itu pasti Hu Banxia." Pikir Shi Beiyu.     

Shi Ran baru saja ingin memanggil pria tua yang sedang bermain catur sendirian itu, tapi tiba-tiba Shi Beiyu menarik tangannya dan membawanya berjalan mendekati pria itu.      

Tangan kiri Hu Banxia menempel pada batu catur warna putih, wajahnya tua itu mengerut pertanda dia tidak tahu harus melangkah ke mana.      

Shi Beiyu berdiri di sana cukup lama, lalu dia membungkuk dan meletakkan batu catur warna putih di satu tempat…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.